What is the translation of " JUAN DIEGO " in Indonesian?

• juan diego

Examples of using Juan diego in English and their translations into Indonesian

Okay, Juan Diego needed the tip.
Oke, Juan Diego butuh tip.

Likewise we see it in Juan Diego.
Kita melihatnya dengan cara yang sama dalam diri Juan Diego.

Juan Diego then left to rest in his home.
Juan Diego kemudian pulang untuk beristirahat.

He concluded that Juan Diego had not existed.
Pada hari yang dijanjikan, Juan Diego tidak datang.

Chrissy, you flashed your tits to our ancient taxi driver in Cancun… Okay, Juan Diego needed the tip.
Chrissy, kau yang memamerkan dadamu ke pengemudi taksi tua di Cancun Oke, Juan Diego butuh tip.

Peruvian tenor Juan Diego Florez will join him.
Tenor Peru Juan Diego Lopez akan bergabung dengannya.

Juan Diego then moved to live with his uncle Juan Bernardino in Tolpetlac, which was closer(9 miles) to the church in Tlatelolco-Tenochtitlan.
Juan Diego kemudian pindah dan tinggal bersama pamannya, Juan Bernardino, di Tolpetlac, yang lebih dekat jaraknya dari gereja Tenochtitlan.

Peruvian tenor Juan Diego Florez will join him.
Penyanyi tenor Peru Juan Diego Florez akan bergabung dengannya.

Juan Diego Flórez, who joined the Rolex family in 2015, is the recipient of prestigious awards in recognition of his excellence and highest musical achievement.
Juan Diego Flórez, yang bergabung dengan keluarga Rolex pada tahun 2015, menjadi penerima penghargaan-penghargaan yang bergengsi sebagai pengakuan atas keunggulan dan pencapaian tertingginya dalam bidang musik.

It is here where the Virgin of Guadalupe is said to have appeared before an Indian named Juan Diego in 1531, and an image of her was miraculously emblazoned on his cloak.
Di sinilah Perawan Guadalupe dikatakan telah muncul di hadapan seseorang bernama Juan Diego pada tahun 1531, dan gambar dirinya secara ajaib terpampang di jubahnya.

It was to Juan Diego that Mary first introduced herself to the world as Our Lady of Guadalupe.
Kepada Juan Diego-lah pertama kali Bunda Maria memperkenalkan dirinya kepada dunia sebagai Bunda dari Guadalupe.

The story begins in the early morning hours of December 9, 1531, when a 57-year-old Indian peasant named Juan Diego was walking along the path of Tepayec Hill on the outskirts of Mexico City.
Kisah dimulai pada dini hari tanggal 9 Desember 1531, ketika Juan Diego, seorang petani Indian berusia 57 tahun, sedang berjalan menyusuri jalan setapak Bukit Tepeyac di pinggiran Mexico City.

It was to Juan Diego that Mary, the Mother of God, first introduced herself to the world as Our Lady of Guadalupe.
Kepada Juan Diego-lah pertama kali Bunda Maria memperkenalkan dirinya kepada dunia sebagai Bunda dari Guadalupe.

The story begins in the early morning hours of Dec. 9, 1531, when a fifty-seven-year-old Indian peasant named Juan Diego was walking along the path of Tepeyec Hill on the outskirts of Mexico City.
Kisah dimulai pada dini hari tanggal 9 Desember 1531, ketika Juan Diego, seorang petani Indian berusia 57 tahun, sedang berjalan menyusuri jalan setapak Bukit Tepeyac di pinggiran Mexico City.

He was baptised“Juan Diego” in 1525 along with his wife, Maria Lucia, and his uncle Juan Bernardino.
Ia dibaptis dengan nama Juan Diego pada tahun 1525 bersama isterinya, Maria Lucia, dan pamannya Juan Bernardino.

It is believed that the name“Guadalupe” came about because of the translation from Nahuatl to Spanish of the words used by the Virgin during the Apparition to Juan Bernardino, the ailing uncle of Juan Diego.
Studi menunjukkan nama itu berasal dari terjemahan bahasa Nahuatl ke Spanyol tentang kalimat yang diucapkan oleh bunda Maria kepada Juan Bernardino paman dari Juan Diego.

Again, Juan Diego reported the matter to our Blessed Mother, who told him to return the next day to receive“the sign” for the bishop.
Lagi, Juan Diego melaporkan hal ini kepada Bunda Maria, yang menyuruhnya untuk kembali lagi keesokan harinya guna menerima suatu tanda bagi uskup.

The story begins in the early morning hours of December 9, 1531, when a 57-year-old Indian peasant named Juan Diego was walking along the path of Tepeyac Hill on the outskirts of Mexico City on his way to Mass.
Kisah dimulai pada dini hari tanggal 9 Desember 1531, ketika Juan Diego, seorang petani Indian berusia 57 tahun, sedang berjalan menyusuri jalan setapak Bukit Tepeyac di pinggiran Mexico City.

After Juan Diego had cut the flowers that had bloomed suddenly on the barren hill of Tepeyac, he brought them to you at the foot of the mount, where you were waiting.
Sesudah Juan Diego memetik bunga-bunga yang tiba-tiba mekar di bukit Tepeyac yang tandus, ia membawanya ke depan kakimu di kaki bukit tempat engkau sedang menanti.

In addition to the ceremony taking place at the Luzhniki Stadium, there will be another concert occurring at the Red Square in Moscow where stars such as Placido Dominguez and Juan Diego Flores will perform.
Selain upacara yang berlangsung di Stadion Luzhniki, juga akan digelar konser lain di Lapangan Merah di Moskow di mana bintang-bintang seperti Placido Dominguez dan Juan Diego Flores akan tampil.

Flowers don't bloom there in December, but Juan Diego gathered a bouquet of beautiful roses, which he folded into his tilma, believed to be woven from agave fibers.
Bunga tidak pernah mekar di sana pada bulan Desember, tetapi Juan Diego dapat mengumpulkan satu karangan mawar indah, yang disimpannya di dalam lipatan tilma, yang diyakini dianyam dari serat agave.

According to legend, accepted by the church, it was in 1531 that the Virgin of Guadalupe spoke, in Nahuatl(the Aztec language), to Juan Diego, a baptized Indian canonized in 2002.
Menurut legenda yang diterima oleh gereja, pada 1531 sang Perawan dari Guadalupe berbicara dalam bahasa Nahuatl( bahasa bangsa Aztek) kepada Juan Diego, orang Indian yang sudah dibaptis dan dinyatakan sebagai santo pada 2002.

Renowned Peruvian tenor Juan Diego Flórez heads an organization called Symphony for Peru, inspired by the National Network of Youth and Children Orchestras of Venezuela.
Juan Diego Flórez, seorang penyanyi tenor terkenal asal Peru, memimpin sebuah organisasi bernama Symphony for Peru, yang terinspirasi dari National Network of Youth and Children Orchestras, Venezuela.

Observed by Catholics, especially those of Hispanic descent, the story of Guadalupe recounts a 16th-century apparition of Mary to Juan Diego, a poor Indian, on a hillside near what is now Mexico City.
Diamati oleh umat Katolik, terutama keturunan Hispanik, kisah Guadalupe menceritakan tentang Maria yang berusia 16 abad ke Juan Diego, seorang Indian yang malang, di lereng bukit dekat yang sekarang menjadi Kota Meksiko.

To Juan Diego and his fellow Aztecs, this revelation had great meaning, coupled with the miraculous image of Our Lady standing on top of a‘"crescent,'" the symbol of this evil serpent god.
Untuk Juan Diego dan rekan-rekan Aztec-nya, wahyu ini memiliki makna yang besar, ditambah dengan gambar ajaib Bunda Maria yang sedang berdiri di atas bulan sabit, simbol dari dewa ular yang jahat ini.

Pope Francis looked in his element: affectionately holding hands with five young WYD representatives, gratefully accepting their gift of a locally woven papal stole, attentively watching the multicultural performances of the WYD anthems, actively listening to the multilinguistic presentations of the WYD patron saints(Oscar Romero, Martin de Porres, Rose of Lima, John Bosco, Juan Diego and, of course, John Paul II).
Dengan penuh kasih sayang Paus berpegang tangan dengan lima wakil muda WYD, dengan penuh syukur dia menerima hadiah berupa stola kepausan, hasil tenunan lokal, dengan penuh perhatian dia menonton penampilan multikultural lagu-lagu WYD, dengan aktif dia mendengarkan presentasi multilinguistik dari para santo pelindung WYD( Oscar Romero, Martin de Porres, Rosa de Lima, Don Bosco, Juan Diego, dan tentu saja, Yohanes Paulus II).

Saint Juan Diego was not the only young person to report an early morning vision on a hilltop where a Lady appears and asks for a Church to be built on that hill.
Santo Juan Diego bukanlah satu-satunya anak muda yang melaporkan pengelihatan pada suatu subuh di sebuah puncak bukit di mana seorang wanita agung menampakkan diri dan meminta agar sebuah gereja dibangun di atas bukit tersebut.

By all accounts, Juan Diego did not receive a lot of attention in Rome during the 1530s, since the Church was busy with the challenges of the Protestant Reformation of 1521 to 1579.
Secara keseluruhan, Juan Diego tidak menerima banyak perhatian dari Roma selama era tahun 1530- an semenjak pihak gereja di Roma sedang sibuk menghadapi tantangan gerakan Reformasi Protestan antara tahun 1521 hingga tahun 1579.

Our Lady of Guadalupe reminded Juan Diego that he had recourse to her in his troubles, not as an androgynous trickster performing wonders but as a loving mother who occasionally offers physical healing as a means of drawing all of her children to her divine Son, Who is the Way, the Truth, and the Life for every human soul(John 14:6).
Bunda Maria dari Guadalupe mengingatkan kita kepada Juan Diego yang telah meminta bantuannya dalam permasalahan hidupnya, bukan sebagai penipu androgini yang melakukan keajaiban tetapi sebagai seorang bunda yang penuh kasih yang menawarkan penyembuhan fisik sebagai cara mengarahkan kita sebagai anak-anaknya kepada Putra Ilahinya, yang merupakan jalan, kebenaran, dan kehidupan bagi setiap jiwa manusia( Yohanes 14: 6).