What is the translation of " COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING " in Indonesian?

• pemecahan masalah kolaboratif

Examples of using Collaborative problem solving in English and their translations into Indonesian

Collaborative problem solving.
Kerjasama yang memecahkan masalah.

Maximizing actions that make team participants enjoy the process of collaborative problem solving and experimentation.
Memaksimalkan tindakan yang membuat peserta tim menikmati proses pemecahan masalah dan eksperimen kolaboratif.

Commitment to collaborative problem solving, sophisticated design, and creating quality products is essential.
Komitmen untuk pemecahan masalah kolaboratif, desain canggih, dan produk berkualitas sangat penting.

Bloomer says that this hands-on learning environment supports curiosity, research, and collaborative problem solving.
Bloomer mengatakan bahwa lingkungan belajar ini mendorong rasa ingin tahu, penelitian, dan pemecahan masalah kolaboratif.

Therefore, a commitment to collaborative problem solving, sophisticated design, and quality are important.
Oleh karena itu, komitmen untuk pemecahan masalah secara kolaboratif, desain yang canggih, dan kualitas kerjaan sangat penting.

Engage your internal team with these issues to get a well-rounded perspective and promote collaborative problem solving.
Libatkan tim internal dengan isu-isu ini untuk mendapatkan perspektif yang menyeluruh dan mempromosikan pemecahan masalah kolaboratif.

The University of Memphis proposed that collaborative problem solving would be the most important skill in the coming decades.
Peneliti dari University of Memphis sempat mengungkapkan pemecahan masalah secara kolaboratif akan menjadi keterampilan paling penting dalam beberapa dekade mendatang.

Scientists have created the first multi-person non-invasive direct brain-to-brain interface for collaborative problem solving.
Ini adalah antarmuka otak-ke- otak langsung multi-person non-invasive direct brain-to- brain pertama untuk pemecahan masalah kolaboratif.

Implementing comprehensive strategies to prevent violent conflict and use collaborative problem solving to manage and resolve environmental conflicts and other disputes.
Menerapkan strategi yang menyeluruh untuk mencegah konflik kekerasan dan menggunakan pemecahan masalah secara kolaboratif untuk mengelola dan menyelesaikan konflik-konflik lingkungan serta perselisihan lainnya.

Sponsoring agencies must recognize their responsibility to help communities build their capacity for collaborative problem solving.
Instansi sponsor harus menyadari tanggung jawab mereka untuk membantu masyarakat membangun kapasitas mereka dalam menyelesaikan masalah kolaboratif.

Comprehensive strategies will be developed to prevent violent conflict and use collaborative problem solving to manage and resolve environmental conflicts and other disputes.
Menerapkan strategi yang menyeluruh untuk mencegah konflik kekerasan dan menggunakan pemecahan masalah secara kolaboratif untuk mengelola dan menyelesaikan konflik-konflik lingkungan serta perselisihan lainnya.

We present BrainNet which, to our knowledge, is the first multi-human non-invasive direct brain-to-brain interface for collaborative problem solving.
Ini adalah antarmuka otak-ke- otak langsung multi-person non-invasive direct brain-to- brain pertama untuk pemecahan masalah kolaboratif.

However, students who play video games outside of school score slightly lower in collaborative problem solving than students who do not play video games, on average.
Namun, siswa yang bermain video game di luar nilai sekolah sedikit lebih rendah dalam pemecahan masalah kolaboratif daripada siswa yang tidak bermain video game, rata-rata di seluruh negara OECD.

We present BrainNet which, to our knowledge, is the first multi-person non-invasive direct brain-to-brain interface for collaborative problem solving.
Kami menghadirkan BrainNet yang, sepengetahuan kami, adalah antarmuka otak-ke- otak langsung non-invasif pertama untuk pemecahan masalah kolaboratif.

However, students in the U.S., Australia, Japan, Korea, and New Zealand perform better in collaborative problem solving than would be expected based on their scores in science, reading and mathematics.
Namun, siswa di Australia, Jepang, Korea, Selandia Baru dan Amerika Serikat tampil lebih baik dalam pemecahan masalah kolaboratif daripada yang diharapkan berdasarkan nilai mereka dalam sains, bacaan dan matematika.

According to Akpan(2001), simulations must be designed with the purpose of immersing students into real-life science encounters that require hands-on activities, higher-order thinking, and collaborative problem solving.
Menurut Akpan( 2001), simulasi harus dirancang dengan maksud membenamkan siswa kedalam keadaan kehidupan nyata sains, mengalami aktivitas hands-on, berpikir tingkat tinggi( higher-order thinking), dan pemecahan masalah secara kolaboratif.

On average, girls are 1.6 times more likely than boys to be top performers in collaborative problem solving, while boys are 1.6 times more likely….
Rata-rata di seluruh negara OECD, anak perempuan 1,6 kali lebih mungkin dibandingkan anak laki-laki menjadi top performer dalam pemecahan masalah kolaboratif, sementara anak laki-laki 1,6 kali lebih mungkin dibandingkan anak perempuan yang berprestasi rendah.

Research shows that an approach called collaborative problem solving- in which you and your youngster work together to come up with solutions that work for both of you- is highly effective at improving ODD-related problems..
Kolaborasi pemecahan masalah- di mana Anda dan anak Anda bekerja bersama-sama untuk datang dengan solusi yang baik untuk Anda berdua- dapat membantu meningkatkan masalah ODD terkait.

We present BrainNet which, to our knowledge, is the first multi-person non-invasive direct brain-to-brain interface for collaborative problem solving”, the team wrote in the paper.
Kami menghadirkan BrainNet yang, sepengetahuan kami, adalah antarmuka otak-ke- otak langsung non-invasif pertama untuk pemecahan masalah kolaboratif, tulis para peneliti.

Students in Australia, Japan, Korea, New Zealand and the United States perform better in collaborative problem solving than would be expected, based on their scores in the science, reading and mathematics components of the OECD's 2015 Programme for International Student Assessment.
Siswa di Australia, Jepang, Korea, Selandia Baru dan Amerika Serikat tampil lebih baik dalam pemecahan masalah kolaboratif daripada yang diharapkan berdasarkan nilai mereka dalam sains, bacaan dan matematika.

On average across OECD countries, girls were shown to be 1.6 times more likely than boys to be top performers in collaborative problem solving, while boys were 1.6 times more likely to be low achievers.
Rata-rata di seluruh negara OECD, anak perempuan 1,6 kali lebih mungkin dibandingkan anak laki-laki menjadi top performer dalam pemecahan masalah kolaboratif, sementara anak laki-laki 1,6 kali lebih mungkin dibandingkan anak perempuan yang berprestasi rendah.

On average, girls are 1.6 times more likely than boys to be top performers in collaborative problem solving, while boys are 1.6 times more likely than girls to be low achievers.
Rata-rata di seluruh negara OECD, anak perempuan 1,6 kali lebih mungkin dibandingkan anak laki-laki menjadi top performer dalam pemecahan masalah kolaboratif, sementara anak laki-laki 1,6 kali lebih mungkin dibandingkan anak perempuan yang berprestasi rendah.

However, students in Australia, Japan, Korea, New Zealand and the United States perform better in collaborative problem solving than would be expected based on their scores in science, reading and mathematics.
Namun, siswa di Australia, Jepang, Korea, Selandia Baru dan Amerika Serikat tampil lebih baik dalam pemecahan masalah kolaboratif daripada yang diharapkan berdasarkan nilai mereka dalam sains, bacaan dan matematika.

Across OECD countries, girls were found to be 1.6 times more likely than boys to be top performers in collaborative problem solving, while boys were found to be 1.6 times more likely than girls to be low achievers.
Rata-rata di seluruh negara OECD, anak perempuan 1,6 kali lebih mungkin dibandingkan anak laki-laki menjadi top performer dalam pemecahan masalah kolaboratif, sementara anak laki-laki 1,6 kali lebih mungkin dibandingkan anak perempuan yang berprestasi rendah.

Enterprise-class blogs and wikis boost productivity and innovation by enabling ad hoc teams to participate in complex, collaborative problem solving, and then make the results available to the rest of the organization with ease.
Blog kelas enterprise dan wiki meningkatkan produktivitas dan inovasi dengan memungkinkan tim ad hoc untuk berpartisipasi dalam kompleks, pemecahan masalah kolaboratif, dan kemudian membuat hasil yang tersedia untuk seluruh organisasi dengan mudah.